Gemetar di bibirmu tak seirama kaca bening, tak senada langit mendung. Tiada gemuruh guntur di angkasa. Tiada geluduk yang menggetarkan kaca-kaca bening di sekeliling kita. Hanya air. Sekedar air yang bersih nan jernih, betapa jernih, bagai tiada lagi yang lebih jernih kecuali air matamu. Ya, air matamu bening dan bercahaya. Meleleh di langsat pipimu, pelan, begitu pelan, serupa juluran air yang merambat di kaca. Dan percikan-percikan air hujan itu menyisakan embun di kaca, titik-titik mungil yang mengandung keheningan. Oh, palsukah air matamu?